seorang puan dengan seekor kunang-kunang

semilir angin mengibaskan rambut seorang puan yang sedang duduk termangu di atas bukit, iris cokelatnya menatap langit malam yang bertabur bintang kala itu.
ia memejamkan mata dan menghela napas sejenak untuk menenangkan pikirannya. kepalanya begitu rusuh dengan bayang-bayang masa lalunya. seekor kunang-kunang hinggap di punggung tangan kanannya, cahaya keemasan menerangi sekeliling tubuh hewan itu. cantik.

"halo, kun-kun. ini akan terlihat bodoh karena aku mengajak berbicara seekor kunang-kunang, tapi terserahlah, aku juga tidak peduli. toh tidak ada orang lain lagi di bukit ini selain aku." ia mengamati hewan mungil yang bercahaya itu seraya tersenyum simpul.

"kau tahu? aku selalu mendatangi bukit ini bila perasaanku sedang tidak baik atau jika aku sedang merindukan seseorang. tapi sepertinya saat ini aku sedang merasakan opsi yang kedua. merindukan seseorang, tapi tidak bisa berbuat apa-apa dan pada akhirnya itu membuat perasaanku memburuk. double kill."

"entahlah, akhir-akhir ini kepalaku dipenuhi kilas balik kejadian yang pernah terjadi di masa lalu dengan seseorang. ah tidak, dua orang. dua lelaki menyebalkan yang juga bisa menyenangkan dalam satu waktu. mereka itu menyebalkan sekali, kun-kun. bahkan walaupun kami sudah tidak bertemu setelah bertahun-tahun lamanya. merindukan mereka itu amat menyebalkan!" ia tertawa kecil setelah menyelesaikan kalimatnya.

"kau menyayangi mereka?"

"tentu sa--- tunggu. kau bisa berbicara, kun-kun?"

"ya. anggap saja Tuhan sedang berbaik hati mengirimku ke sini untuk menemanimu bercerita. lanjutkan." kunang-kunang itu terbang sebentar, lalu hinggap di bahu sang puan.

"tentu saja aku menyayangi mereka, aku rasa sifat menyebalkan itu yang bisa membuatku menyayangi mereka. entah kenapa, mungkin memang sudah diatur untuk begitu." mata teduh sang puan seolah menerawang kembali ke masa-masa saat ia masih bersama kedua sahabat lelakinya itu. ya, sahabat.

"biar menyebalkan begitu, mereka itu peduli padaku dan juga menyayangiku tentunya. dengan cara mereka masing-masing. kun-kun, aku sangat merindukan mereka. mereka sedang apa ya? apakah mereka baik-baik saja? apakah mereka telah mencapai semua impian mereka? apakah mereka sudah mendapat pasangan yang baik? apakah mereka sudah menemukan pengganti diriku?"
setetes air mata jatuh ke pipinya. angin berhembus lebih kencang dari sebelumnya. perempuan itu terisak, ribuan memori-memori yang sudah dikuburnya dalam-dalam, seketika menyeruak, berkelebat di dalam kepalanya.

"mereka akan baik-baik saja, kau harus yakin akan hal itu. kalau Tuhan dan semesta mengizinkan, kau pasti bisa bertemu mereka kembali. merindu itu hal yang sangat wajar, kau harus bisa menyikapinya dengan bijak. kalau mereka bisa melanjutkan hidupnya, mengapa kau tidak? kau masih bisa mendoakan mereka dari tempatmu. kalau mereka benar menyayangimu, mereka tidak akan melupakanmu. sejauh apa pun jarak kalian, se-lama apa pun kalian tidak bertemu. kau hanya harus menambah sedikit kantong kesabaran dan ketegaranmu. kau harus mengingat ini, apa yang datang, akan selalu lebih baik dari apa yang pergi."

"kau benar, kun-kun. aku akan menambah stok kantong-kantong itu untuk aku melanjutkan hidup esok hari dan seterusnya. aku akan mengingat ucapanmu. terima kasih sudah menemani dan mau mendengar ceritaku. terima kasih banyak ya." seulas senyum menghias bibir sang puan.

"tentu saja. aku harus segera pergi. masih banyak orang-orang sepertimu di luar sana yang butuh aku temani. jaga dirimu baik-baik. omong-omong, aku menyukai panggilanmu. sampai jumpa." kunang-kunang itu mulai mengepakkan sayapnya, menjauh dari sang puan. cahaya keemasan berpendar di sekitar tubuhnya.

"hahaha... pasti! aku akan baik-baik saja. sampai jumpa, kun-kun! hati-hati! jangan sampai tertabrak pesawat! hahaha ..." senyum mengembang di wajah manis sang puan, ia merasakan kelegaan yang luar biasa. ia bisa tidur nyenyak malam ini.

puan itu pun melangkahkan kakinya menuruni bukit untuk kembali ke rumahnya. bebannya sedikit terangkat. ia sangat bersyukur bisa bertemu kunang-kunang itu. mungkin lain kali mereka bisa bertemu lagi. senyuman tipis itu muncul tatkala memikirkan hal itu. pasti menyenangkan!

semoga kalian memang benar dalam keadaan baik. semoga saja.


-r.queen

Komentar

Postingan Populer