teman bicara


ujung lintingan tembakau dibakar seorang nenek di pelataran rumah, diselipkannya lintingan itu di sela jari telunjuk dan tengahnya. tepat di samping sang nenek, seorang bocah laki-laki terduduk dengan koran lusuh dan secangkir teh hangat di masing-masing tangannya.

kegiatan itu adalah cara yang paling mengagumkan untuk menghabiskan sisa pagi, begitu kata mereka.

petok! petok! 
sekawanan ayam sibuk mematuk-matuk tanah, merusak sarang-sarang cacing demi sarapan pagi.
kupu-kupu mungil mengadu pada ibu bunga tentang kawan ulatnya yang tiba-tiba berubah menjadi berselimut.

"hidupmu kelihatan bahagia sekali, nek." bocah laki-laki itu menyeruput teh dan mulai membaca koran yang berjudul 'namanya toko bahagia, tapi tidak menjual kebahagiaan'
sang nenek sibuk mengembuskan asap dari bibir dan hidungnya. sedang iris hazel yang menyimpan sejuta taksa itu sibuk memandang gulali yang menggantung di langit pagi ini.

"aku hanya mengesampingkan kesedihanku, bocah. lagipula, bukankah beberapa manusia hanya memikirkan dan menilai yang terlihat oleh mata saja? mana peduli mereka dengan apa yang tidak bisa dijangkau oleh mata?"

"kau benar, nek, tapi hidupku terlalu penuh. ibu dan ayah bertengkar, mereka saling memaki, aku menangis, lalu berlari ke luar rumah. dituduh mencuri permen di toko, aku marah, lalu kutonjok hidung kawanku yang sudah menuduh. di rumah sendirian ketika mati listrik, aku takut, lalu kuhampiri seekor kunang-kunang. teriak sejadi-jadinya. ah, pedih sekali hidupku, nek. tidak sepertimu, bahagia." sang nenek terkekeh, bahu ringkihnya bergerak pelan. tembakau yang sisa setengah itu, ia injak di bawah telapak kakinya yang bergetar.

"aku bahagia, ya. bahagia karena mengesampingkan kesedihanku. bahagia karena menyembunyikan ketakutanku. bahagia karena menutupi kekalutanku. menurutmu, itu semua bahagia yang seperti apa, bocah?"

"dengar ini, bahkan, hidupmu lebih bahagia dari bahagia yang kau kira ada padaku itu. kau tahu mengapa? sebab, hidupmu lebih jujur, lebih berani, lebih berbahaya dari punyaku. jadi, tetaplah hidup. berbahagialah, bocah."



-r.queen

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer